
aku tak terbangunkan sampai matahari berada di ubun- ubunku
lelah--tak juga
sakit--syukurlah hanya bersin berkepanjangan yang tak henti
malas--mungkin yang paling tepat
angin belum juga bertiup ke arahku, mengajakku mengobrol hal- hal tentang hidup
kutanya pada hujan, ia tak tahu
kutanya pada panasnya bumi, ia pun tak punya jawaban
kutanya pada pertiwi, ia ternyata merindukan hembusan si angin
kutanya pada semesta, mereka diam menatap
aku sendiri, benar- benar sendiri
atau aku hanya merasa sendiri?
aku bertanya kesana kemari, tak ada jawab untuk hal bodoh yang aku tanyakan
aku melihat banyak jalan di depan
yang mana yang akan kupilih?
atau sebenarnya aku sudah memilih?
aku memilih jalan ini
jalan yang tak kukenal
jalan yang asing
jalan yang sepi
jalan yang bernama
jalan yang tak jelas
jalan yang tak bisa membuatku bertemu si angin
aku pikir aku tersesat
aku pikir aku salah jalan
aku pikir aku bisa berputar balik arah
aku pikir pikiranku benar
ternyata aku tak berpikir bahwa aku berlari
berlari yang tak tentu arah
berlari bersama pelarian- pelarianku
berlari bersama kenangan- kenanganku
berlari bersama mimpi-mimpiku
tapi aku meninggalkan jiwaku
No comments:
Post a Comment